Cara Konfigurasi File Sharing Samba


Langkah pertama buka instalan debian yang telah di clone. Dan masuk sebagai root.



Untuk menghubungkan sebuah jaringan kita membutuhkan Ip address. Jadi setting Ip addressnya dengan menggunakan perintah nano /etc/network/interfaces.




Setelah networknya di konfigurasi, jangan lupa untuk di restart tujuannya agar konfigurasi network yang kita setting tadi dapat berjalan dan digunakan. 
Restart dengan menggunakan perintah /etc/init.d/networking restart.


Karena kita membuat aplikasi file sharing samba, jadi kita install samba-nya dengan aplikasi samba. Dengan perintah apt-get install samba.




- Lalu akan diminta cd binary, masukan cd yang diminta lalu klik enter -


Buat direktory baca (nantinya hanya bisa dibaca) dan direktory tulis (nantinya hanya bisa ditulis). Kemudian di cek apakah direktori nya telah berhasil dibuat atau tidak.




Setelah itu kita ubah hak aksesnya agar bisa di akses oleh semua user di server debian. Maksudnya bisa diakses oleh semua user adalah penggunaan authentification user yang nantinya akan diminta saat client mengakses samba server debian. Karena authentification user membutuhkan user sedangkan file/direktory yang dibuat ada pada direktory root yang tidak bisa diakses oleh user-user lainnya di server debian. Karena itu kita ubah hak aksesnya.




Selanjutnya akan kita edit file /etc/samba/smb.conf.
Pada bagian Authentication, pada line security hapus tanda pagar pada security = user. Tujuannya agar client login ke server samba menggunakan authentification user.



Kemudian di line paling bawah . ketikkan script konfigurasi akses baca (direktory baca) dan akses tulis (direktory tulis). Agar bisa menggunakan authentification user “guest ok” jadikan “no”. Pada akses baca “read only” jadikan “yes” sedangkan akses tulis “writable” yang dijadikan “yes” lalu tambahkan “share mode” dan “public” jadikan “yes” path adalah  letak direktory yang akan di mounting.



Restart aplikasi samba nya dengan perintah /etc/init.d/samba restart.



Lalu kita buat user baru untuk akses sambanya (nantinya akan kita buat authentification user saat login samba).



Dan kita buat juga password  baru untuk akses sambanya (nantinya akan kita buat authentification user saat login samba).



Disini kita coba ngeping ke IP Client nya. Dan berhasil berarti kita sudah terhubung dengan client.



Kemudian kita juga coba ping ke IP Server di cmd Client. Ternyata juga berhasil berarti kita saling terhubung antara Server Debian dengan Client Windows.



Sekarang kita langsung menjalankan sambanya dengan membuka run (shortcutnya windows + R) dan mengetikkan 2 backslash dengan Ip Server  \\192.168.1.15



Dan inilah direktory samba server, pada gambar terdapat folder baca dan tulis. Folder tersebut adalah direktory yang dibuat saat di server tadi. Ingat saat mengkonfigurasi akses tulis dan baca, kita membuat direktory/folder baca yang hanya bisa dibaca dan direktory/folder tulis yang bisa ditulis. Untuk mengetest nya kita coba ke direktory baca.



Maka saat samba dimulai, samba akan meminta authentifikasi user. Inilah yang disebut dengan authentification user. Loginnya mengunakan user yang diberi smbpasswd tadi saat pembuatan di server debian.



Saat kita coba buat text document atau folder pada direktory/folder baca. Maka akan muncul jendela pop-up yang mengatakan bahwa direktory/folder baca mambutuhkan akses untuk membuat folder. Artinya pada folder baca terbukti bahwa akses yang digunakan hanya bisa membaca (read-only).



Nah sekarang kita coba ke folder tulis



Lalu kita coba membuat folder



Dan ternyata bissaaaa… Hal ini dikarenakan akses folder tulis pada pengaturan samba diserver tadi adalah writeable (bisa menulis).



Lalu kita cek di server debian, apakah folder yang kita buat tadi masuk juga di server. Dan ternyata masuk.


Comments

Popular posts from this blog

Konfigurasi Jaringan Internet

GLOBAL AREA NETWORK (GAN)

Project 1 ~ Laporan Warnet Diskless