Switched LAN Architecture

Untuk membangun sebuah jaringan LAN yang memenuhi kebutuan untuk usaha kecil atau menengah, maka dibutuhkan sebuah topologi jaringan dengan menggunakan hierarchical design model.
  • Dibagi menjadi discrete layers (beberapa layer).
  • Setiap layer memiliki tujuan tertentu.
  • Menjadi modular – maintenance (perbaikan), performance (kecepatan).
Karena topology menggunakan hierarchical design, maka bentuknya akan seperti pohon yang dibagi menjadi beberapa bagian cabang-cabang. 


Keterangan :
ü  Access Layer Menyediakan beberapa interface/perangkat pada akhir device atau bisa disebut ujung cabangnya pohon. Menyediakan sarana pengubung perangkat jaringan dalam suatu jaringan untuk saling berkomunikasi.
ü  Distribution Layer Meyediakan Aggregates (saluran/jalur) untuk access Layer.  Layer ini berfungsi sebagai pengontrol dan pengamanan data untuk access layer, artinya jika ada client yang nakal atau membahayakan jaringan, pada layer inilah yang bisa mengamankan hal-hal tersebut yang tidak dinginkan. Mendefinisikan broadcast domains yaitu pengenalan switch 1 dengan switch lainya yang berada pada layer access.  
ü  Core Layer. Karna pada layer ini harus mampu menangani forwarding data dalam jumlah besar dengan cepat karena langsung berhubungan dengan Internet yang akan dibagi-bagikan kepada perangkat di access layer. Maka, kualitas perangkat yang digunakan harus lebih bagus dari distribution layer dan access. Layer ini hanya terdiri dari beberapa perangkat.


Manfaat dari Hierarchical network adalah :
1.       Scalability       : Dapat diperluas dengan mudah.
  1. Redudancy     : Menjamin ketersediaan jaringan.
  2. Performance : Memberi kecepatan pada lapisan layers.
  3. Security          : Membuat jaringan lebih aman dari segala hal-hal yang tidak diinginkan.
  4. Managebility : Membuat management menjadi lebih sederhana dan mudah di konfigurasi.
  5. Maintenancebility : Desain yang tidak terlalu rumit, membuat perbaikan system menjadi lebih mudah.

Prinsip Hierarchical Network
Dengan menggunakan hierarchical network bukan berarti rancangan desain tersebut dirancang dengan baik. Karena itu hierarchical network membutuhkan beberapa tambahan agar memperlancar rancangan agar system dapat bekerja dengan baik. Berikut prinsip dari hierarchical network antara lain.
§  Redundancy 
*      Memberikan tambahan jalur untuk mencapai suatu tujuan.
*      Banyak jalur yang digunakan antara switches atau antara perangkat/devices.
*      Hal ini mengeluarkan biaya yang mahal dikarenakan Penambahkan perangkat pada setiap jaringan.
*      Redudancy sangat cocok untuk distribution dan core layers.
*      Tujuan redudancy adalah jika adalah salah satu jalur yang mati. Maka jalur yang lain akan digunakan.


§  Network Diameter

*      Jumlah perangkat yang digunakan paket data untuk menyebrang sebelum mencapai tujuan.
*      Untuk PC1 berkomunikasi Ke PC3, data harus melewati 6 intermediate switches.
*      Dalam kasus ini, network diameter adalah 6.Karena melewati 6 switch.
*      Setiap switch memperkenalkan perangkat yang terhubung.
*      Dalam sebuah hierarchical network, setiap network diameter selalu akan menjadi predictable number untuk hops antara sumber dan tujuan data.

  •  Bandwidth Aggregation
*      Menggabungkan beberapa port switch menjadi satu untuk mencapai throughput yang lebih tinggi antara switch.
*      Untuk mendukung persyaratan aplikasi maka digunakan link aggregation.
*      Tujuannya untuk meningkatkan performa (kecepatan) bandwidth.


Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jaringan Switches.
1.       Analisa untuk traffic
Ø  Mengukur penggunaan bandwidth pada jaringan
Ø  Performance tuning.
Ø  Perencanaan kapasitas jaringan.
Ø  Perencanaan perbaikan jaringan dan hardware.
2.       Analisa komunitas user
Ø  Menganalisa user-user mana yang mengurangi kinerja system.
3.       Analisa data penyimpanan dan server data
Ø  Pertimbangan lokasi server atau penyimpanan data.
4.       Topology diagram Memudahkan menganalisis kesalahan sistem dengan cara membuat infrastruktur jaringan yang ditambahkan :
Ø  Memberikan nomor port switch yang terhubung dengan perangkat.
Ø  Jalur paket data dengan penghubung antar perangkat.
Ø  Switch harus diberi nama.


Fitur Switch
Ketika memilih switch anda perlu memutuskan antara :
Ø  Fixed configuration (Standar konfigurasi) atau modular configuration (Konfigurasi manual).
Ø  Stackable atau non-stackable.
Ø  Switch form factor (ukuran fisik) sangat tergantung terhadap peletakan switch.
Ø  Kapasitas ruang server terbatas.
Ø  Ruang komputer untuk standing racks.
Ø  Peletakan di central area.

Switch Performance
Dalam memilih switch hal yang harus diperhatikan adalah access, distribution, atau core layer, harus memiliki:
Ø  Port Density : Jumlah port yang ada pada switch.
Ø  Forwarding Rate : Melihat kemampuan switch dalam menangani traffic data.
Ø  Bandwidth Aggregation Requirements : kebutuhan bandwidht aggregation yaitu link aggregation yaitu penentuan kecukupan port pada switch untuk mendukung bandwidht yang dibutuhkan.

Fitur Layer Design Hierarchical
Ø  Fitur access layer switch : Port Security, VLANs, FastEthernet/Gigabit, PoE, Link Aggregation, Quality of Service (QoS)
Ø  Fitur distribusi layer switch : Layer 3 Support, High Forwarding Rate, Gigabit/10 Gigabit, Redundant Components, Link Aggregation, Quality of Service (QoS), Security Policies.
Ø  Fitur core layer switch : Layer 3 Support, Very High Forwarding Rate, Gigabit/10 Gigabit, Redundant Components, Link Aggregation, Quality of Service (QoS), CCNA3-41 Chapter 1, Switches – Small and Medium Business (SMB).


Comments

Popular posts from this blog

Konfigurasi Jaringan Internet

Pengertian, Sejarah, dan Jenis-Jenis Poster

Project 1 ~ Laporan Warnet Diskless